Rabu, 16 Januari 2019

White box and black box testing


WHITE BOX TESTING AND BLACK BOX TESTING

Pengujian sistem merupakan suatu cara yang digunakan oleh developer sistem baik itu developer website, developer aplikasi mobile, maupun developer aplikasi lainnya untuk menguji dan memastikan bahwa bait program yang dibuat sudah sesuai dengan perancangan dan kebutuhan yang ada.

Terdapat dua metode pengujian yang dapat dilakukan untuk memastikan sistem sudah sesuai dengan perancangan dan kebutuhan yang ada yaitu white box testing dan black boxtesting. Kedua pengujian ini pada dasarnya merupakan pengujian minimum yang hendaknya dilakukan oleh setiap developer perangkat lunak.

Ada yang mengatakan bahwa pengujian dapat dilakukan secara white box atau black box dengan memilih satu dari kedua metode pengujian tersebut. Namun saya berpendapat lain tentang hal tersebut, saya berpendapat kedua metode tersebut wajib untuk dilakukan dan memang kedua metode tersebut merupakan satu kesatuan.
Sebelum melangkah ke bagian kenapa saya mengatakan kedua pengujian tersebut wajib untuk dilakukan, saya akan memberikan definisi tentang masing-masing metode untuk memperjelas pemahaman dari masing-masing pengujian perangkat lunak tersebut. Artikel ini merupakan artikel lanjutan dari artikel sebelumnya yaitu tips merancang website bagi pemula yang sudah membahas tentang pengujian sistem namun belum terinci. Berikut penjelasan sederhana mengenai kedua metode pengujian yang saya telah sebutkan di atas.

White Box Testing(Pengujian Berdasarkan Bait Kode)
Metode pengujian secara white boxmenekankan pengujian berdasarkan bait kode yang dibuat. Pada pengujian ini penguji dalam hal ini mengetahui bahasa pemrograman dan logika-logika yang ada di dalamnya. Pengujian ini bisanya dilakukan oleh seorang programmer yang mengetahui alur proses dari sistem yang dibuat.

Black box Testing(Pengujian Berdasarkan Fungsionalitas)
Metode pengujian secara black boxmenekankan pengujian pada fungsionalitas yang ada dari setiap bagian di dalam sistem yang dibuat tanpa mengetahui bait program yang ada. Pengujian ini dilakukan setelah bait program yang ada selesai untuk dibuat. Tujuan dari pengujian ini yaitu untuk memastikan setiap bagian sudah sesuai dengan alur proses yang ditetapkan dan memastikan semua kesalahan masukan yang dilakukan oleh pengguna dapat ditangani oleh sistem. Pengujian ini akan dilakukan dengan cara yang relatif bertentangan dengan kebutuhan yang ada, tujuannya di sini yaitu untuk memastikan sistem dapat menangani semua masukan yang tidak sesuai dan memastikan pengguna hanya bisa memasukkan data yang benar ke sistem.


Dari kedua penjelasan tersebut, saya menyimpulkan bahwa metode ini memang seharusnya dilakukan berurutan dimana didahului oleh pengujian secara white box dan dilanjutkan ke black box.
Perbedaan White Box Testing Dan Black Box Testing 
Metode White Box ( Struktural )
A. Dilakukan oleh penguji yang mengetahui tentang QA.
B. Melakukan testing pada software/program aplikasi menyangkut security dan performance program tersebut (meliputi tes code, desain implementasi, security, data flow, software failure).
C. Dilakukan seiring dengan tahapan pengembangan software atau pada tahap testing.

Metode BlackBox  ( Fungsional )
A. Dilakukan oleh penguji Independent.
B. Melakukan pengujian berdasarkan apa yang dilihat, hanya fokus terhadap fungsionalitas dan output. Pengujian lebih ditujukan pada desain software sesuai standar dan reaksi apabila terdapat celah-celah bug/vulnerabilitas pada program aplikasi tersebut setelah dilakukan white box testing.
C. Dilakukan setelah white box testing.
Secara tidak sadar programmer telah melakukan pengujian secara white boxpada saat mereka merancang setiap fitur yang dibuat. Untuk menekankan keyakinan sang programmer bahwa setiap bagian yang mereka buat sudah sesuai maka dilakukan pengujian secara black box dengan tujuan menyempurnakan sistem dan memastikan tidak ada kesalahan yang terjadi.

Dengan alasan tersebut, saya sangat meyakini kedua metode ini sangat berkaitan dan memang secara tidak langsung telah dilakukan oleh setiap developer. Biasanya developer hanya memberikan hasil pengujian secara black box saja kepada client mereka. Alasan yang sederhana yang dapat dipakai patokan yaitu karena hanya pengujiang secara black box saja yang bisa dimengerti dan dipahami oleh client sedangkan pengujian secara white box hanya dimengerti oleh programmer dan lebih ke bagian internal developer.

Demikian artikel tentang pengujian sistem secara white box dan black box, semoga dengan artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang metode pengujian sistem yang dapat digunakan untuk memastikan semua fitur yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sendawa Dari Stigma Negatif Sapriadi sitorus 4 JULI 2019 Satu hari di tahun 2018 kemarin, saya dan Ujang makan bers...